Terima Kasih atas Kunjungannya

Kamis, 28 April 2011

Inovasi Menuju Pertanian Berdayasaing

Salah satu aspek penting pertanian berdaya saing adalah tingkat produktifitas usaha yang tinggi. Sentuhan inovasi sangat diperlukan dalam menciptakan sistem usaha produktifitas tinggi. Dalam bidang pertanian on farm, produktifitas yang tinggi harus meliputi setidaknya 2 hal, yaitu produktifitas tanaman dan produktifitas lahan. Ketika dua hal ini dapat tercapai, Insya Allah, kegiatan on farm akan profitable (menguntungkan), viable (kenyal) dan sustainable (berkelanjutan). Kedepan kita tidak akan mendengar lagi petani yang membiarkan kubisnya membusuk di kebun karena harga jual tidak sebanding dengan biaya panen.  
 Tomat-Cabai-Bawang daun

Gambar di atas adalah salah satu bentuk inovasi produktifitas yang tinggi. Tentunya hal ini harus didukung oleh pengetahuan dari berbagai aspek seperti :
a. Umur produktif tanaman
b. Fisiologi tanaman (lebih spesifik : ekofisiologi)
c. Morfologi tanaman (sistem tajuk, perakaran, batang, daun, bunga, buah)
d. Nutrisi
e. Mikrobiologi
f. Tanah, dll

Dari pengetahuan tersebut dapat diformulasikan dalam bentuk perencanaan kebun yang presisi, misalnya :
a. Pola tanam dalam jangka waktu terlama kebun masih memberi daya dukung
b. Waktu pengolahan tanah sampai siap tanam
c. Waktu tanaman masing-masing komoditi
d. Waktu pemeliharaan
e. dll.






Apa iTu PertaNian....???

Pertanian adalah proses menghasilkan bahan pangan,ternak, serta produk-produk agroindustri dengan cara memanfaatkan sumber daya tumbuhan dan hewan. Pemanfaatan sumber daya ini terutama berarti budi daya: cultivation, atau untuk ternak: raising). Namun demikian, pada sejumlah kasus — yang sering dianggap bagian dari pertanian — dapat berarti ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan (bukan agroforestri).
Usaha pertanian memiliki dua ciri penting:
(1) selalu melibatkan barang dalam volume besar dan
(2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi.
Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika) telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Terkait dengan pertanian, usaha tani (farming) adalah sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh “petani tembakau” atau “petani ikan”. Khusus untuk pembudidaya hewan ternak (livestock) disebut sebagai peternak. Ilmuwan serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam perbaikan metode pertanian dan aplikasinya juga dianggap terlibat dalam pertanian.
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor – sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Indonesia adalah sebagai petani dan perkebunan, sehingga sektor – sektor ini sangat penting untuk dikembangkan di negara kita. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.
Cakupan obyek pertanian yang dianut di Indonesia meliputi budidaya tanaman. Sebagaimana dapat dilihat, penggolongan ini dilakukan berdasarkan objek budidayanya:
  • budidaya tanaman, dengan obyek tumbuhan dan diusahakan pada lahan yang diolah secara intensif,
  • kehutanan, dengan obyek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada lahan yang setengah liar,
  • peternakan, dengan obyek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia),
  • perikanan, dengan obyek hewan perairan (ikan, amfibia dan semua non-vertebrata).
Pembagian dalam pendidikan tinggi sedikit banyak mengikuti pembagian ini, meskipun dalam kenyataan suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai objek ini bersama-sama sebagai bentuk efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga dipelajari dalam ilmu-ilmu pertanian.
Dari sudut keilmuan, semua objek pertanian sebenarnya memiliki dasar-dasar yang sama karena pada dasarnya usaha pertanian adalah kegiatan ekonomi:
  • pengelolaan tempat usaha,
  • pemilihan bibit,
  • metode budidaya,
  • pengumpulan hasil,
  • distribusi,
  • pengolahan dan pengemasan,
  • pemasaran.
Sebagai kegiatan ekonomi, pertanian dapat dipandang sebagai suatu sistem yang dinamakan agribisnis. Dalam kerangka berpikir sistem ini, pengelolaan tempat usaha dan pemilihan bibit (varietas, galur, dan sebagainya) biasa diistilahkan sebagai aspek “hulu” dari pertanian, sementara distribusi, pengolahan, dan pemasaran dimasukkan dalam aspek “hilir”. Budidaya dan pengumpulan hasil merupakan bagian dari aspek proses produksi. Semua aspek ini penting dan bagaimana investasi diarahkan ke setiap aspek menjadi pertimbangan strategis.

Rabu, 27 April 2011

keluarga Mahasiswa PKP 2008 (Anak Bungsu)

in Ramayana Hotel, Jogjakarta lagi kerjain laporan
 tanya tanya terus ampe bosan

Permasalahan Umum dalam Pembangunan Desa

Pembangunan pada prinsipnya adalah suatu proses dan usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat secara sistematis untuk mencapai situasi atau kondisi yang lebih baik dari saat ini. Dilaksanakannya proses pembangunan ini tidak lain karena masyarakat merasa tidak puas dengan keadaan saat ini yang dirasa kurang ideal. Namun demikian perlu disadari bahwa pembangunan adalah sebuah proses evolusi, sehingga masyarakat yang perlu melakukan secara bertahap sesuai dengan sumber daya yang dimiliki dan masalah utama yang sedang dihadapi.
Berkaitan dengan pembangunan desa maka ada beberapa masalah yang seringkali ditemui diberbagai desa, perlu mendapat perhatian dan segera diantipasi, diantaranya:
a. Terbatasnya ketersediaan sumberdaya manusia yang baik dan profesional;
b. Terbatasnya ketersediaan sumber-sumber pembiayaan yang memadai, baik yang berasal dari kemampuan desa itu sendiri (internal) maupun sumber dana dari luar (eksternal);
c. Belum tersusunnya kelembagaan sosial-ekonomi yang mampu berperan secara efektif;
d. Belum terbangunnya sistem dan regulasi yang jelas dan tegas;
e. Kurangnya kreativitas dan partisipasi masyarakat secara lebih kritis dan rasional.
Beberapa masalah pokok di atas perlu dibenahi terlebih dahulu sebelum masyarakat desa menggunakan sumber daya pembangunan yang ada. Dengan demikian maka penyelesaian terhadap kelima masalah krusial diatas merupakan prasyarat bagi pembangunan desa yang baik.

Selasa, 26 April 2011

Akselerasi Pembangunan Desa dan Kualitas Sumber Daya Manusia

Akselerasi pembangunan desa adalah segala upaya yang dilakukan untuk membuat proses pembangunan di desa lebih cepat, sehingga manfaatnya dapat segera dilaksanakan oleh masyarakat desa tersebut. Percepatan pembangunan tersebut mengandung maksud menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi cepatnya pertumbuhan dan perkembangan pembangunan di desa. Salah satu unsur penting dalam suksesnya suatu pembangunan adalah adanya kualitas sumber daya manusia yang berkompeten. Dalam upaya menumbuhkan kemandirian masyarakat desa dalam pembangunan filosofinya adalah masyarakat desa menjadi subyek pembangunan dan bukan menjadi obyek pembangunan itu sendiri. Namun, salah satu permasalahan yang masih terjadi dalam pembangunan desa adalah masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat di desa tersebut sehingga berpotensi atau dapat menghambat pembangunan yang akan atau sedang dilaksanakan.

Pendidikan selain berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, juga berfungsi untuk menyiapkan masyarakat desa dalam menghadapi perubahan yang akan terjadi sebagai konsekuensi dari adanya pembangunan di desa tersebut. Hal ini sangatlah penting, mengingat adanya pembangunan akan berpotensi atau dapat menyebabkan terjadinya perombakan sosial-kultural dalam masyarakat. Jika masyarakat tidak siap, pembangunan justru dapat menyebabkan terjadinya proses yang tidak terkendali, misalnya semakin merebaknya budaya konsumtif di masyarakat.

Dalam Human Capital Theory dijelaskan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi tingkat pendapatan. Semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin tinggi keterampilan dan pengetahuan. Dengan semakin tinggi keterampilan dan pengetahuan maka semakin tinggi tingkat produktivitas. Dengan adanya keterampilan dan pengetahuan yang tinggi maka mendorong tingginya tingkat pendapatan. Hal ini menandakan bahwa kualitas sumber daya manusia memegang peranan penting dalam sukses atau tidaknya suatu pembangunan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia ini dapat dicapai melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan juga dapat membebaskan manusia dari belengg.

Senin, 25 April 2011

Pembangunan Desa dari Modernisasi ke Liberalisasi

Desa di Indonesia masih saja menjadi obyek pembangunan hingga lahan pasar bagi modal. Ia adalah faktor penting tetapi terabaikan dan seringkali semata dijadikan obyek perlakuan ujicoba kebijakan pemerintah sebagaimana dapat terlihat dari program-program pembangunan yang diterapkan untuk masyarakat desa.

Modernisasi dalam kadar tertentu baik dan telah terbukti membawa kehidupan masyarakat kedalam taraf peradaban yang lebih cocok dengan konteks jaman saat ini. Akan tetapi pengatasnamaan modernisasi untuk menggolkan proyek pembangunan tanpa memikirkan kearifan masyarakat yang dimiliki desa juga bukan perilaku kebijakan yang tepat.

Pencangkokan model lembaga-lembaga baru yang seringkali dijadikan ukuran kemajuan suatu desa dalam program-program pemerintah terbukti membawa persoalan baru di masyarakat desa. Model dan gaya-gaya pembangunan masyarakat pedesaan yang top down dan memprioritaskan bagi-bagi bantuan (charity) telah membawa dampak tersendiri bagi rusaknya struktur desa, terutama struktur produksi dan struktur kearifan lokal yang dimiliki. Semakin lama masayarakat desa berhitung segala sesuatu dari nilai transaksi keuangan yang menciptakan ketergantungan. Riset yang dilakukan di desa-desa di Sleman dan Kulonprogo Yogyakarta oleh penulis: Tarli Nugroho ini memiliki jangkauan yang nation wide. Spektrumnya menjangkau realitas yang dialami pedesaan lain (atau yang sejenis) di Indonesia. Buku yang di editori Amiddanal Khusna ini cukup singkat, padat, sistematis dan cukup mampu memberikan gambaran kondisi yang dialami desa-desa di Indonesia.

Desa seharusnya tetap menjadi pusat produksi primer seperti pertanian, perikanan, perkebunan dan peternakan. bantuan-bantuan yang masuk ke desa dalam jumlah yang tidak sedikit itu sendiri pada dasarnya merupakan bentuk proses monetisasi (embrio dari kekuasaan uang) atau masuknya struktur modal ke desa dan menguasai sendi-sendi perekonomian serta struktur ketahanan asli yang dimiliki desa itu sendiri.

Pasca di berlakukannya Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah di Indonesia, banyak proyek peng-obyek-an desa yang terjadi. Program-program yang ada dengan kekuatan modal besar yang dimiliki dan membiayai program pembangunan desa oleh negara masih melakukan peng-obyek-an desa. Modal telah merembes ke desa, telah menguasai dan melemahkan struktur ketahanan alami yang dimiliki oleh desa.

Memajukan desa memang betul merupakan niat yang baik, namun upaya untuk menjaga dan melestarikan desa yang memiliki daya tahan bagus, dimana terpenuhi hak-hak ekonomi, sosial, poloitik dan kebudayaannya tetap merupakan hal terbaik yang mesti dikerjakan dan diwujudkan. Buku kritis ini sangat direkomendasikan bagi anda para pengambil kebijakan, mahasiswa, aktivis, pers, NGO, juga 'wong ndeso' yang menginginkan keadilan dan kemakmuran merata dalam menghadapi tantangan global yang hadir saat ini.

Danau Merah Di Kota Pagaralam


Warga Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, Sabtu (4/12/2010), menemukan danau yang permukaan airnya berwarna merah dengan luas 6 hektar di perbatasan Provinsi Bengkulu atau sekitar bukit Raje Mandare.
Keberadaan danau ini juga baru dapat dijangkau dalam waktu sekitar dua hari dengan berjalan kaki melewati kawasan hutan dan bukit Rimbacandi, Kelurahan Candi Jaya, Kecamatan Dempo Selatan.
"Kami bersama rombongan 21 orang, termasuk dua paranormal, melakukan ekspedisi di kawasan Rimbacandi dengan menelusuri tebing, hutan, dan perbukitan selama dua hari baru sampai di lokasi danau merah tersebut," kata Asmidi, warga setempat, di Pagar Alam.
Letak danau itu di sekitar perbukitan Raje Mandare, di perbatasan antara Kota Pagar Alam dan Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu, yang terkenal dengan banyak simpanan sejumlah peninggalan bersejarah, termasuk candi.
Menurut dia, di daerah itu memang banyak hal yang aneh bisa ditemukan. Bukan hanya ada danau dengan air berwarna merah, melainkan juga ada lokasi yang menimbulkan aroma pandan bila malam hari.
"Namun anehnya, meskipun dilihat dari permukaan berwarna merah, tapi ketika air diambil menggunakan tangan dan diangkat ke permukaan, justru warnanya seperti biasa, bening dan jernih," kata dia.
Selain danau merah, di hutan Raje Mandare yang penuh keanehan itu juga ada sejumlah satwa raksasa. Misalnya, kelabang dengan lebar 30 cm dan panjangnya 50 cm, burung raksasa, dan kerbau yang telinganya ada sarang lebahnya.